Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan Amangkucitta – Kehidupan di era modern seringkali membuat kita terpaku pada teknologi dan pendidikan yang monoton.
Tantangan zaman yang semakin meruncing menyebabkan masyarakat, terutama generasi muda, cenderung merasa terasingkan dan rawan mengalami masalah kesehatan mental.
Dalam konteks ini, Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan Amangkucitta muncul sebagai wadah yang mengedepankan minat dan bakat, menjawab tantangan zaman dengan memadukan pendekatan budaya dan seni, serta menerapkan teknik pengajaran Ki Hajar Dewantara.
Dengan mengusung ide “Belajar Menyenangkan dengan Pendekatan Kebudayaan,” lembaga ini akan mengubah pandangan terkait proses belajar.
Bagian dari Kampung Literasi Amangkucitta
Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan Amangkucitta adalah satu komponen yang tak terpisahkan dari Kampung Literasi Amangkucitta.
Kampung Literasi Amangkucitta adalah sebuah inisiatif lokal yang bertujuan untuk menghidupkan minat membaca dan menulis, serta melestarikan nilai-nilai kebudayaan.
Lembaga ini menjadi bagian penting dalam menyokong inisiatif ini, dengan menawarkan beragam program yang mencakup berbagai aspek budaya dan seni.
Belajar Menyenangkan dengan Pendekatan Kebudayaan
Salah satu konsep inti dari Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan Amangkucitta adalah “Belajar Menyenangkan.”
Dengan pendekatan kebudayaan, belajar tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai petualangan yang mengasyikkan.
Minat dan bakat siswa dihormati, dan mereka diajak untuk menggali dan mengembangkan potensi mereka secara lebih bebas.
Menumbuhkan dan Membentuk Karakter serta Mental yang Seimbang, Adaptif, Inovatif, dan Kompetitif Melalui Budaya dan Seni
(Visi Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan)
Ketika dunia terus berubah, karakter dan mental yang kuat adalah aset berharga.
Melalui pemahaman serta pengertian atas keberagaman kearifan lokal, siswa dapat menjadi individu yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Tiga Level Pengajaran
Lembaga ini memberikan peluang kepada berbagai kalangan dengan menawarkan tiga level pengajaran, yaitu SD, SMP-SMA, dan Umum.
Harapannya, semua orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa, dapat memanfaatkan kesempatan belajar di lembaga ini.
Biaya Terjangkau
Selain memiliki visi yang kuat, Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan Amangkucitta juga memikirkan aksesibilitas.
Biaya pendaftaran hanya Rp150.000, dengan mendapatkan kaos sanggar, materi/bahan ajar, dan keanggotaan perpustakaan kampung literasi Amangkucitta.
Sementara biaya operasional bulanan sangat terjangkau, dengan Rp80.000 untuk SD, Rp120.000 untuk SMP-SMA, dan Rp150.000 untuk Umum.
Tiga Program Unggulan Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan Amangkucitta
Program-program yang ditawarkan di lembaga ini tidak hanya menarik, tetapi juga sangat relevan. Ada tiga program yang ditawarkan, yaitu Program Aksara dan Bahasa Jawa, Program Seni Rupa & Patung, serta Program Sastra & Teater.
1. Program Aksara dan Bahasa Jawa
Program ini diampu oleh Yani Srikandi, seorang lulusan Sastra Jawa UGM yang tengah menekuni digital humanities.
Program Aksara dan Bahasa Jawa diakui penting karena menjawab tantangan zaman tentang makin rendahnya pengetahuan budaya Jawa dan penurunan perilaku tata krama.
Kelas terbuka dari SD hingga umum, dan siswa mendapatkan fasilitas seperti ruang belajar, buku materi, buku tegak bersambung, serta keterampilan berbahasa Jawa.
Pembelajaran dilaksanakan setiap Minggu sore selama 90 menit, dengan bonus menulis di kertas dluwang setiap tiga bulan.
2. Program Seni Rupa dan Patung
Program Seni Rupa dan Patung diampu oleh Fuad Nuriyanto, seorang lulusan Seni Rupa UB yang berspesialisasi dalam bidang Patung.
Program ini memiliki urgensi yang besar dalam membantu membangun mental masyarakat saat ini, dengan menggali potensi seni dan kreativitas siswa.
Kelas terbuka dari SD hingga umum, dan siswa mendapatkan fasilitas seperti alat gambar sketchbook dan pensil, ruang seni, pameran berkala, serta kesempatan untuk berkunjung ke seniman lokal.
Pembelajaran dilaksanakan setiap Minggu pagi hingga siang selama 90 menit, dengan bonus karya wisata lukis on the spot setiap tiga bulan.
3. Program Sastra dan Teater
Program Sastra dan Teater diampu oleh Kyai Gombalamoh, lulusan UGM dengan beberapa karya yang sudah mendapat penghargaan. Program ini memiliki urgensi besar dalam menjembatani kesenian dan sastra dalam masyarakat saat ini.
Kelas terbuka dari SMP hingga umum, dan siswa mendapatkan fasilitas seperti notebook, bolpoin, penerbitan antologi karya, dan karya wisata.
Pembelajaran dilaksanakan setiap Minggu sore selama 90 menit, dengan bonus pentas kenaikan setiap tiga bulan.
Segera Hubungi Kami
Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan Amangkucitta adalah contoh nyata dari upaya untuk menjaga warisan budaya dan seni, sekaligus membangun karakter dan mental yang kuat dalam masyarakat berbasis kebudayaan lokal.
Dengan biaya pendaftaran yang terjangkau dan program-program yang menarik, Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan Amangkucitta memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk merasakan pengalaman mendalami budaya dan seni melalui suasana belajar yang menyenangkan.
Apabila Anda berminat mendaftarkan putra/putri Anda, atau mendaftarkan diri Anda sendiri pada Lembaga Belajar Berbasis Kebudayaan, silahkan simak detail informasi pada brosurnya di sini atau hubungi WhatsApp 0896 0332 1560.