NGRUNDELAN #1
Bismillah….ini kolom rubrik tersendiri di amangkucitta.com sebuah ngrundelan yang ada dalam hati maupun pikiran di mana hal itu terjadi karena adanya indra perasaan, indra penglihatan maupun indra lain dalam menerima kenyataan di ruang dan waktu setiap hari. Setiap peristiwa yang melintas, baik terasa maupun terlihat mata, akan penulis paparkan dalam bentuk tulisan sebisanya, semampunya sesuai kemampuan dalam hal kekurangan pengetahuan penulis memaparkan ngerundelan/
Kalaupun dalam tulisan ngerudelan ini memantik sesuatu dan atau menyindir pembaca, itu terjadi tak sengaja, karena ngerudelan ini semata hanya ingin menyikapi situasi yang terjadi dalam bentuk teks (tulisan) saja. Dan tak ada tujuan menyudutkan pihak lain, baik secara individu maupun kelembagaan.
Dalam ngerudelan (di catatan ethex) amangkucitta.com penulis berusaha menyikapi semua bidang yang ada. Menyikapi keadaan semampunya pikiran, baik itu soal seni budaya, sosial, politik, ekonomi maupun yang lainnya yang lagi menjadi viral di dunia maya maupun dunia nyata. Serta beberapa masalah yang mungkin perlu dicatat biar tak hanya jadi ngerundelan semata.
Apalagi menjelang tahun politik 2024, penulis rasa tak sedikit ngerudelan dan atau rasan-rasan terjadi disana sini. Entah itu soal partai yang lagi bermain cari kualisi, maupun caleg yang mulai menyusun strategi merebut kursi. Serta calon pimpinan Negara yang lagi berusaha mempengaruhi opini masyarakat dan atau hak pilih yang nantinya menentukan siapa yang menjadi pinpinan di negeri ini.
Begitu juga di bidang sastra, yang penulis ikuti secara langsung maupun tak langsung. Tak sedikit ngerudelan yang terselung dan membumbung jadi diskusi yang tak berunjung. Baik di jenis puisi, cerpen maupun lainnya, perkembangan dunia sastra sesuai jamannya tak luput dari pro kontra yang ada.
Serta seni budaya yang terasa dianak tirikan di setiap daerah dan atau kurang mendapat perhatian dari pengambil kebijakan. Sekadar contoh yang terjadi, di wilayah penulis sendiri, keberadaan DKKM (Dewan Kesenian Kab. Mojokerto), sejak dilatik oleh yang punya wilayah, tak ada kegiatan maupun perhatian dari yang punya wilayah, dibiarkan mati enggan hidup tak mau.
Begitu juga di bidang ekonomi yang mempengaruhi kebutuhan hajat hidup manusia. Tak luput dari ngerudelan tersendiri, di mana harga kebutuhan selalu berganti, bila tak dikatakan naik, sangat mempengaruhi ngerudelan masyarakat kecil yang tiap hari menghadapi langsung harga jual saat membeli kebutuhan. Serta bidang-bidang lainnya, yang akan penulis ngerundelkan lebih lanjut.***
(Suyitno, S.Pd, M.Pd) karyanya berupa puisi, cerpen dan esai sudah dimuat di beberapa media massa, antara lain di Suara Karya, Republika, Sastra Sumbar, Media Indonesia dan lain-lain. Puisi-puisinya terkumpul di beberapa antologi puisi, antara lain Negeri Awan (2017), Festival Bangkalan (2017), Ruang Tak Lagi Ruang (2017), Kesaksian Tiang Listrik (2018), Negeri Bahari (Negeri Poci 2018), Jejak Sajak Batu Runcing (2018), Sabda Alam (2019), Zamrud Khatulistiwa (2019), Membaca Hujan di Bulan Purnama (Tembi, 2019), Biografi Tepung (2021), PMK 8 (2021) dan lain-lain. Juga dalam Antologi “Bersetubuh Dengan Waktu” (2014), “Dari Cinta Ke Negara” (2015), “Rasa Ku Rasa” (2016) dan Kumpulan Cerpen “Sepeda Pancal” (2016), “Gapura Menapak Jejak Mojopahit” (2018), “Pemulung Diksi” (2019), Lampiaskan Keinginan (2021), Dengan Apa Aku Mencintaimu (2022)
Dosen di Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto. Mendirikan Kampung Literasi “AMANGKUCITA”, dan Penggiat Gerakan Puisi Menolak Korupsi (PMK).