JEJAK MOJOPAHIT
Sampai di mana
Jejak Majapahit
Konon menurut tutur
Kisah yang terkubur
Petilasan yang uzur
Jejak Majapahit
Sampai tak terukur
Bahkan nama Majapahit
Begitu melangit
Begitu melejit
Siapa tak tahu
Tentang Majapahit
Walau hanya tahu
Sedikit
Jejak Majapahit
Sisa sebuah jaman
Yang menyimpan
Sebuah kenangan
Sebuah kejayaan
Sebuah kekuasaan
2023
KOLOM SEGARAN
Panjang lebar seukuran
lapangan sepak bola ditendang
kolom peninggalan Kerajaan
pada masanya punya kejayaan
Kolom segaran sampai sekarang
menyimpan kisah sebuah sejarah
Tak jauh dari kolom segaran
sebelah jalan menyeberang
ada kuliner jual makanan
sambal wader jadi jujukan
Fungsi kolam segaran
dulu jadi semacam kebanggaan
sekarang kurang difungsikan
Menyibak kolam segaran
menelisik sebuah perjalanan
kekuasaan sebuah kerajaan
yang pada masanya punya kejayaan
2023
TERAKOTA
Menyikap sejarah biar tak terlupa
terakota tertata jadi sebuah tanda
adanya peradaban suatu masa
pada sebuah jamannya
Dari batu bata warna memerah
ditata tanpa pengetahuan yang lumrah
tak mungkin bisa bertahan melampau jaman
sampai sekarang masih berdiri memberi
sebuah jawaban tersendiri
Terakota menguak sejarah lama
kian maju peradaban jaman
bila dibiarkan bisa hilang
dari ingatan anak bangsa
Apalagi di bangku sekolah tak lagi
ada mata pelajaran sejarah
yang memberi petuah
setiap langkah keadaan jaman
dari masa kerajaan
sampai masa perjuangan
2023
MENELISIK JEJAK MOJOPAHIT
Bertandang ke trowulan
dimana tempat peninggalan
sebuah kerajaan
yang pada masanya punya kejayaan
Di musium tersimpan
benda-benda jadi tanda
sebuah kebenaran
adanya kerajaan
Dari musium yang ada
secuil kisah terbaca
sejarah kerajaan mojopahit
Bila dirunut adanya
menelisik jejak mojopahit
yang selama ini jadi wacana
tanpa bantuan ahli kasatmata
tak mungkin bisa
menemukan sebenarnya
dimana karaton nya
karena tak sedikit peninggalannya
sirna layu hilang entah dimana
2023
(Suyitno, S.Pd, M.Pd) karyanya berupa puisi, cerpen dan esai sudah dimuat di beberapa media massa, antara lain di Suara Karya, Republika, Sastra Sumbar, Media Indonesia dan lain-lain. Puisi-puisinya terkumpul di beberapa antologi puisi, antara lain Negeri Awan (2017), Festival Bangkalan (2017), Ruang Tak Lagi Ruang (2017), Kesaksian Tiang Listrik (2018), Negeri Bahari (Negeri Poci 2018), Jejak Sajak Batu Runcing (2018), Sabda Alam (2019), Zamrud Khatulistiwa (2019), Membaca Hujan di Bulan Purnama (Tembi, 2019), Biografi Tepung (2021), PMK 8 (2021) dan lain-lain. Juga dalam Antologi “Bersetubuh Dengan Waktu” (2014), “Dari Cinta Ke Negara” (2015), “Rasa Ku Rasa” (2016) dan Kumpulan Cerpen “Sepeda Pancal” (2016), “Gapura Menapak Jejak Mojopahit” (2018), “Pemulung Diksi” (2019), Lampiaskan Keinginan (2021), Dengan Apa Aku Mencintaimu (2022)
Dosen di Institut Agama Islam Uluwiyah Mojokerto. Mendirikan Kampung Literasi “AMANGKUCITA”, dan Penggiat Gerakan Puisi Menolak Korupsi (PMK).